Senin, 19 November 2012

Ideologi Negara

ideologi
Bangsa indonesia  sebenarnya telah memiliki ideologi itu, yaitu pancasila, uud 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Namun akhir-akhir ini, idiologi tersebut tidak banyak digelorakan. Saya lebih suka menyebutnya  sebagai digelorakan dan tidak sebatas disuarakan, agar memiliki kekuatan lebih. Saya menganggap bahwa idiologi tidak cukup  hanya disuarakan. Ideologi seharusnya selalu   digelorakan  secara terus menerus.    
Sebagai cita-cita, idiologi akan menjadi kekuatan penggerak,  dan sebagai  sesuatu yang diperjuangkan.  Semangat berjuang akan melahirkan kerelaan untuk berkorban. Berjuang dan berkorban adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Seseorang disebut sebagai pejuang manakala yang bersangkutan mau berkorban.  Sebagaimana pula pengorbanan adalah untuk sebuah perjuangan.  
Komunitas yang tidak berorientasi untuk berjuang dan apalagi kehidupannya hanya diwarnai oleh semangat yang bersifat  prakmatis, kekinian, dan  jangka pedek, maka  akan melahirkan budaya korup, nepotis dan kolutif. Oleh sebab itu sebenarnya, penyimpangan sosial seperti  kolusi, korupsi dan nepotisme tersebut  adalah sebuah produk dari masyarakat yang tidak memiliki idiologi secara jelas. Atau, idiologinya  jelas tetapi tidak digelorakan, sehingga akibatnya tidak mampu melahirkan  gerakan  kebersamaan. 
Lingkungan birokrasi yang tidak  berhasil menghidupkan suasana atau iklim  perjuangan,  dan apalagi hanya digerakkan oleh  aturan formal, maka akan rentan tumbuhnya  suasana korup dan atau berbagai bentuk penyimpangan. Itulah sebabnya, sementara pakar mengatakan bahwa birokrasi cenderung korup.  Hal itu terjadi oleh  karena birokrasi tidak selalu dihidupkan oleh semangat berjuang, melainkan oleh  kekuatan mesin birokrasi yang bersifat teknis dan rutin.  
Pancasaila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika adalah merupakan idiologi  bangsa yang sedemikian jelas. Idiologi  tersebut telah berhasil menjadi milik bagi seluruh rakyatnya. Kesadaran sejarah hingga melahirkan pilar-pilar kehidupan bangsa tersebut  seharusnya digelorakan secara terus menerus dari waktu ke waktu,  dijaga,  dan tidak boleh  siapapun memanipulasinya. 
Betapa besar kekuatan idiologi bangsa  dalam menggerakkan kekuatan seluruh rakyat, bisa dilihat tatkala bangsa  ini Idiologi  bangsa   seperti itu harus selalu dipelihara dan digelorakan oleh seluruh pemimpinnya,  di semua level  yang ada. Idiologi bangsa berfungsi  merangkum dan menyatukan seluruh komponen yang ada  dan sekaligus  menjadi kekuatan untuk menghindari  terhadap  munculnya idiologi  baru yang tidak boleh  tumbuh dan berkembang.   Tanpa idiologi yang selalu digelorakan,  maka   sebuah bangsa akan  kehilangan arah dan orientasi,   dan sebagai akibatnya  pula akan   lahir konflik dan bahkan juga  berbagai penyimpangan yang tentu tidak mudah diberantas.

Tidak ada komentar: